Sabtu, 04 Juni 2022

Mendaki Gunung Ungaran Bersama Buah Hati

 "Sebenarnya kalau mengajak anak-anak mendaki gunung bukan hanya fisik mental kita yang harus dilatih kuat, tetapi juga melatih kesabaran kita", kata suami. Akunya menjawab," Yes thats right, betul...betul...betul". Percakapan kami sebelum memutuskan mendaki gunung Ungaran.

Hari Jumat 26 Mei 2022  tidak ada rencana untuk naik gunung ungaran. Suami pulang sore, setelah sholat ashar suami celetuk mengajak naik gunung Ungaran bersama anak-anak tentunya. Rencana ini memang sudah jauh-jauh hari kami rencanakan. Tapi sepertinya sekarang suami sudah merasa siap mengajak aku untuk membawa anak-anak mendaki gunung Ungaran. 

Sungguh indah Ciptaan-Nya


Aku bergegas semangat bersiap-siap. Packing membawa perlengkapan mendaki. Anakku dua yang pertama laki-laki umur 3,5 tahun dan perempuan 1,5 tahun. Aku harus mempersiapkan kebutuhan dua anakku yang masih balita. Tak begitu lama aku packing membawa perlengkapan untuk 4 orang. Ada  Sleeping bag, selimut anak, pakaian ganti, sepatu, sendal, jaket, jas hujan/Ponco, topi, payung, thubler termos, botol air minum, logistik, dan P3K. Logistik yang kami bawa dari rumah tidak banyak, karena rencananya kami akan membeli jajanan di basecamp Promasan, Gunung Ungaran. 


Kami berangkat sekita pukul 16.00 WIB dari Banyumanik. Perjalanan menuju basecamp Promasan dengan medan yang terjal berliku, jalan masih bebatuan dan bum diaspal. Kami harus ekstra hati-hati karena melewati kebun teh yang sebelah kanan atau kiri jurang. 

Kami mencari makan malam dan sholat Maghrib dan isya didaerah Gonoharjo, Nglimut, Kendal. Melanjutkan perjalanan kembali ke Medini, disana kami harus lapor di pos jaga. Medini adalah pemukiman milik TNI AD dan terdapat kebun teh. Akhirnya dengan melewati jalur bebatuan yang terjal kami sampai di basecamp Promasan pukul 20.30 WIB. Kami beristirahat, esoknya kami berangkat pukul 07.23 WIB. Karena harus menunggu anak-anak siap dan sarapan terlebih dahulu. Membawa logistik air mineral, teh, susu, yogurt, coklat, roti, Energen, mie instan, sosis, Snack lainnya. 

Beristirahat sejenak


Perjalanan kali ini kami memilih untuk Titok jadi perlengkapan yang kami bawa tidak banyak. Kami awali perjalanan ini dengan basmallah. Tak lupa kami pemanasan sebentar, meregangkan otot perlahan. Perjalanan kami tak semudah yang kami bayangkan. Sudah lama kami tak menggerakkan kaki berjalan di ketinggian. Melewati Medan terjal, licin dengan Medan bebatuan sulit rasanya melangkahkan kaki lebar. Menahan rasa lelah, panas terik matahari dan dinginnya hembusan angin pegunungan. Bukan cuma itu, kami harus ekstra sabar dalam melayani buah hati yang harus beberapa kali berhenti untuk sekedar makan minum dan istirahat. 

1872 MDPL 

Hari semakin panas, sekitar pukul 10.30 WIB. Kami sampai dipuncak view Ungaran 1872 MDPL. Anak-anak terlihat masih bahagia, wajahnya sumringah. Tak terlihat wajah lelah.  Hanya saja kami Bapak dan Ibunya yang bercucuran keringat. Kami beristirahat sejenak, memakan jajanan yang dibawa dari basecamp Pak Min. Sambil menghela nafas sebentar, mengkondisikan jantung yang berdetak kencang. Setiap kami beristirahat hanya sekitar 5-10 menit saja. Tak lama, takutnya diperjalanan hujan atau hari gelap.

Perjalanan masih panjang

Semakin terjal, terlihat didepan Medan bebatuan. Perjalanan sedikit lagi menuju puncak Ungaran Benteng Raider 2050 MDPL, Masih kurang 178 MDPL lagi, tapi ternyata ini rintangan yang cukup menguras tenaga, jalan menanjak, keringat bercucuran dan kaki pegal-pegal. Kok belum sampai sampai puncak ya? 🏔️

Alhamdulillah Puncak

Dalam perjalanan hanya kami berempat saja, kami belum menemui pendaki lain yang naik ataupun turun waktu itu. Akhirnya kami sampai puncak Ungaran pukul 11.00 WIB. 

"Alhamdulillah, sampai puncak Ungaran Benteng Raider. Barakallahu fiik", teriakku dengan merekam momen ini. 

Rasanya bahagia bisa bersama-sama suami dan buah hati sampai di puncak Ungaran. Anak-anak juga riang gembira, berlarian dipuncak. Selang beberapa menit kemudian ada suara pendaki lain menuju puncak. Dan ternyata ada dua pendaki yang membawakan topi warna kuning anaku yang terjatuh dijalan. Waktu itu memang kami tidak mencarinya kembali, kami tetap melanjutkan perjalanan. Niatnya nanti setelah turun dari puncak kami cari. 

Selfie bersama

Alhamdulillah masih ada orang baik yang membawakan topi Qonita. Kami berkenalan, namanya om Sugeng (Banjarnegara) dan om Aden (Brebes). Senang rasanya bisa bertemu orang satu wilayah. Sama-sama orang ngapak. 

Puncak Benteng Raider, Ungaran 

Kami tak lama di puncak, hanya 30 menit saja. Pukul 11.30 kami berjalan turun berempat saja. Karena Sugeng dan Aden melanjutkan perjalanan ke puncak botak. Turun dengan langkah kaki yang semakin berat menahan beban. Pelan-pelan kami turun karena takut terpeleset. Akhirnya kami sampai di Pak Min pukul 14.00. Bersih diri, istirahat, sholat, makan dan kamipun berpamitan dengan pak Min.Terima kasih Ya Rabb, tanpa pertolongan dan kekuatanMu kami tak akan sampai puncak Ungaran.

Bersama Pak Min sebelum berpamitan


Note : 

Mengenalkan buah hati pada alam bebas tidaklah mudah Mak Pak, kami harus mengkondisikan anak terlebih dahulu sebelum kami berani mengajak mereka naik Gunung Ungaran. Aklimatisasi pada ketinggian, adaptasi mereka pada kondisi alam bebas dimana tak setiap waktu cuaca cerah, kadang hujan, panas, dingin ataupun angin kencang. 

Sebelum kita berani mengajak Azka Qonita mendaki gunung Ungaran, aku dan mas Syafii sepakat untuk mengenalkan mereka pada alam terlebih dulu. Seperti jalan-jalan di sekitar rumah, camping ceria kami ajak mereka di ketinggian lebih dari 1500 MDPL seperti Dieng, Telomoyo, kebun teh promasan, pos 1 Sumbing via Mangli. Supaya mereka terbiasa kena hujan, dingin, panas, dan merasakan capek, becek, tidur beralaskan matras tanpa kasur.

Jangan berani-berani mengajak buah hati untuk naik gunung jika belum tahu materi alam bebas yah. Terima kasih, semoga bermanfaat. Jazakumullah Khayran 


Gunung Ungaran, 27 Mei 2022

Mae Ma'rifah Sidik

SCH.XXX.09.516


#gunungungaran #nature #wisatagunung #pendakiindonesia #parapendaki #promasan #pendakicilik