Hidup adalah sebuah pilihan.
Ketika aku memilih jalan ini. Semua pasti akan ada resikonya. Kita Sudah Dewasa bukan?
Malam yang aku tunggu untuk mengungkapkan rasa, rasa yang tidak pernah bohong. ya, Kau mengajakku untuk makan malam waktu itu dan akupun menerimanya. Aku sudah mempersiapkan kata-kata yang benar-benar ingin Aku ungkapkan dari lubuk hatiku yang paling dalam. Kau ajak aku keluar menggunakan motor "Plat R" dan perlu kamu tahu "Plat R" ku sudah menemaniku selama 5 tahun. Setia Bukan?
Kau bertanya padaku "Mau makan Dimana" Aku menjawab "Terserah, manut". Kita menemukan tempat yang pernah dulu kita bercanda bersama disana. Kau pesan Mie Rebus dan Nasi Kucing 1, aku hanya pesan susu putih anget dan sate. Aku benar-benar sudah mantap malam itu, ingin adanya kejelasan dan semua uneg-unegku tersampaikan.
Makanpun selesai, dengan basa basi aku menanyakan tentang Kuliahmu "Skripsi" yang seharusnya sudah kau buat dari dulu. Ketika kau meminta pulang, aku meminta kau duduk kembali.
"Nanti sebentar" kataku lirih.
"Ada apa Mae?", tanya nya
"Mae ingin ngomong, ingin tanya, ingin tahu siapa Dia dan Dia?", kataku dengan perasaan deg-degan dan wajah senyum.
Dengan muka merah, diam tanpa jawab dan bingung kau menjawab "Dia Kuliah, Anak pertama dan punya 2 saudara, Dia yang satunya lagi anak yatim tidak punya Bapak dan Ibunya sakit, serta ternyata Dia juga punya penyakit.
"Bukan itu yang ingin aku dengar mas, tapi kejujuran mas yang ingin aku dengar" Sanggahku dengan senyuman.
"Jika ini yang ingin kamu dengar, aku akan jujur. Sebenarnya berat untuk mengatakannya. Dia sudah tidak ada hubungan dengan ku dan sekarang mas dengan Dia yang satunya lagi. aku hanya kasihan dengannya".
Perbincangan aku tunda, dengan pindah ke tempat yang lebih luas dengan saksi sebuah perapian.
"Perlu kamu tahu, aku mempunyai sifat mudah bosan dan ingin hal-hal yang baru". Katanya lagi.
"Ok mas, aku paham dengan apa yang engkau katakan. Akupun tidak mau engkau mempermainkan lagi hati wanita. Jika engkau memang sudah memilih Dia maka setialah dan Serius",Jawabku.
"Sebenarnya aku bingung, mungkin jika jodoh tidak akan kemana dan kita akan bertemu lagi", Katanya.
"Mae Ikhlas, sabar dan tidak akan marah. Maaf jika selama ini Mae banyak salah. Mae ingat sebuah kata-kata Haram Sebelum Mahram..Sesederhana itu." kataku.
"Mas tahu kau tidak bisa marah, itu salah satu sifat yang mas suka. Maaf." katanya.
Perbincangan ku akhiri dengan senyuman dan ajakan sholat Isya berjamaah. "Sudah sholat Isya? Yuk sholat isya", Ajaknya.
Jadilah Wanita yang Kuat, karena ketika kita kuat segala rintangan dan hambatan akan bisa kita selesaikan.
Hadapi segalanya dengan Senyuman.
Ketika aku memilih jalan ini. Semua pasti akan ada resikonya. Kita Sudah Dewasa bukan?
Malam yang aku tunggu untuk mengungkapkan rasa, rasa yang tidak pernah bohong. ya, Kau mengajakku untuk makan malam waktu itu dan akupun menerimanya. Aku sudah mempersiapkan kata-kata yang benar-benar ingin Aku ungkapkan dari lubuk hatiku yang paling dalam. Kau ajak aku keluar menggunakan motor "Plat R" dan perlu kamu tahu "Plat R" ku sudah menemaniku selama 5 tahun. Setia Bukan?
Kau bertanya padaku "Mau makan Dimana" Aku menjawab "Terserah, manut". Kita menemukan tempat yang pernah dulu kita bercanda bersama disana. Kau pesan Mie Rebus dan Nasi Kucing 1, aku hanya pesan susu putih anget dan sate. Aku benar-benar sudah mantap malam itu, ingin adanya kejelasan dan semua uneg-unegku tersampaikan.
Makanpun selesai, dengan basa basi aku menanyakan tentang Kuliahmu "Skripsi" yang seharusnya sudah kau buat dari dulu. Ketika kau meminta pulang, aku meminta kau duduk kembali.
"Nanti sebentar" kataku lirih.
"Ada apa Mae?", tanya nya
"Mae ingin ngomong, ingin tanya, ingin tahu siapa Dia dan Dia?", kataku dengan perasaan deg-degan dan wajah senyum.
Dengan muka merah, diam tanpa jawab dan bingung kau menjawab "Dia Kuliah, Anak pertama dan punya 2 saudara, Dia yang satunya lagi anak yatim tidak punya Bapak dan Ibunya sakit, serta ternyata Dia juga punya penyakit.
"Bukan itu yang ingin aku dengar mas, tapi kejujuran mas yang ingin aku dengar" Sanggahku dengan senyuman.
"Jika ini yang ingin kamu dengar, aku akan jujur. Sebenarnya berat untuk mengatakannya. Dia sudah tidak ada hubungan dengan ku dan sekarang mas dengan Dia yang satunya lagi. aku hanya kasihan dengannya".
Perbincangan aku tunda, dengan pindah ke tempat yang lebih luas dengan saksi sebuah perapian.
"Perlu kamu tahu, aku mempunyai sifat mudah bosan dan ingin hal-hal yang baru". Katanya lagi.
"Ok mas, aku paham dengan apa yang engkau katakan. Akupun tidak mau engkau mempermainkan lagi hati wanita. Jika engkau memang sudah memilih Dia maka setialah dan Serius",Jawabku.
"Sebenarnya aku bingung, mungkin jika jodoh tidak akan kemana dan kita akan bertemu lagi", Katanya.
"Mae Ikhlas, sabar dan tidak akan marah. Maaf jika selama ini Mae banyak salah. Mae ingat sebuah kata-kata Haram Sebelum Mahram..Sesederhana itu." kataku.
"Mas tahu kau tidak bisa marah, itu salah satu sifat yang mas suka. Maaf." katanya.
Perbincangan ku akhiri dengan senyuman dan ajakan sholat Isya berjamaah. "Sudah sholat Isya? Yuk sholat isya", Ajaknya.
Jadilah Wanita yang Kuat, karena ketika kita kuat segala rintangan dan hambatan akan bisa kita selesaikan.
Hadapi segalanya dengan Senyuman.
0 komentar:
Posting Komentar